KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI (SKOM4313) RASUME, RANGKUMAN, RINGKASAN MODUL 9 KEGIATAN BELAJAR 1

BERIKUT DI BAWAH INI HASIL RANGKUMAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI (SKOM4313)

KAMI MAHASISWA UPBJJ YOGYAKARTA FISIP ILMU PERPUSTAKAAN S1 TAHUN 2017

NAMA : CATUR KISWANA PUTRA

NIM : 021812568


ALAMAT : Jl. WANAGAMA 1, BANARAN 2, Rt : 08 Rw : 02 BANARAN, PLAYEN, GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA

PRAKTIK KAP DALAM HIDUP KESEHARIAN

A.       IKLIM KOMUNIKASI
Dalam kajian relasi antar pribadi, setidaknya kita menganal dua jenis relasi antarpribadi, yakni (1) relasi pertukaran (exchange relationship) dan (2) relasi komunal (communal relationships). Relasi pertukaran lebih menenkankan pada kesetaraan sehingga ada keinginan untuk mendistribusikan secara adil raihan (rewards) dan biaya (cost) pada masing-masing orang yang menjalin relasi. Adapun relasi komunal, tidak ada hitung-hitungan apa yang dikeluarkan dan apa yang diperoleh yang dilakukan oleh pihak-pihak yang menjalin relasi antarpribadi. Relasi yang lebih bersifat social, yakni relasi komunal, seperti persahabatan atau keintiman dalam hidup perkawinan.
Dengan mengutip Hansford dan Hattie (1982), Meruscak menyebutkan ada 4 (empat) dimesni komunikasi, yakni (1) atensi, (2) relaksasi, (3) kegairahan, dan (4) dominasi. Dimensi atensi ditunjukkan ada saat-saat kita begitu menaruh perhatian dan kita pun menunjukkan cara memberi perhatian tersebut. Dimensi relaksasi menunjukkan bagaimana sikap individu saat menjalin komunikasi, seberapa santaikah dia?. Dimensi kegairahan menunjukkan bagaimana kita mengekspresikan kegairahan itu melalui bahasa tubuh. Sedangkan dimensi dominasi menunjukkan keinginan untuk mengontrol apa yang terjadi dalam komunikasi.

B.       GAYA KOMUNIKASI
Maruscsak (2001) setidaknya menunjukkan adanya 2 gaya berkomunikasi yang didasari oleh keempat dimensi tersebut. Pertama, gaya komunikasi suportif-penuh perhatian dan kedua gaya komunikasi kegairahan-dominasi.
Dalam berkomunikasi kita pada dasarnya membuat berbagai asumsi mengenai lawan komunikasi kita. Asumsi-asumsi tentang orang lain itu mencakup:
1.   Tindakan dan komunikasi orang lain bermakna bagi mereka sendiri meski kita tak mengetahui apa maknanya.
2.     Kita berkomunikasi untuk meningkatkan control kita atas perilaku diri sendiri dan perilaku oranglain.
3.     Dengan mengabaikan semua kandungan satu pesan, semua tindak komunikasi adalah signifikan.
4.     Semua orang memiliki kebutuhan psikologis dan biologis yang sama, namun persepsinya terhadap apa yang bisa memenuhi kebutuhan itu beragam karena alas an-alasan kultural dan individual.
5.     Bagi semua orang pemuasan berbagai kebutuhan kita untuk jangka panjang, mengharuskan orang mesti bekerja sama dan berkomunikasi dengan orang lain.

Hal lain yang penting diperhatikan adalah iklim komunikasi. Iklim komunikasi berkaitan dengan suasana komunikasiyang berlangsung diantara dua pihak, apakah terbuka atau tertutup.
Pengalaman komunikasi terbesar manusia lainnya adalah komunikasi dyadik. Komunikasi dyadik merupakan kebutuhan karena dipandang akan semakin mempererat ikatan relasional di antara keduanya. Dalam relasi dyadik, kita mengenal daur hidup (life-cycle) relasi. Daur hidup ini memiliki tahapan-tahapan : (1) permulan (initial), (2) pembentukan (formative), (3) pematangan (mature), dan (4) penghentian/pemutusan (severance).

C.       KAP DI LINGKUNGAN KOMUNAL
Pada tahap permulaan, orang yang terlibat dalam KAP mulai saling bertukar informasi.
Pada tahap pembentukan, yang merupakan proses yang bisa berlangsung sangat panjang, dimulai saat  
kita mulai masuk lebih dalam menggali informasi dari lawan komunikasi kita.
Tahap pematangan terjadi setelah kedua belah pihak mulai bisa menjaga keseimbangan     
(equilibirium) dalam menjembatani perbedaan di antara keduanya.
Tahap penghentian merupakan tahap berakhirnya relasi dyadik. Ada relasi yang berakhir dengan mendadak dan begitu saja terjadi. Namun, banyak juga relasi yang berakhir dengan halus, dsb.

D.       KAP DI LINGKUNGAN BISNIS
Dalam dunia bisnis, pendekatan KAP ini banyak dilakukan. Sekalipun konteksnya bukan komunikasi yangberlangsung di antara dua pihak yang memiliki relasi yang intim, namun suasana yang menunjukkan keintiman dibangun. Praktik seperti ini biasanya banyak dilakukan oleh perusahaan yang memiliki bagian penanganan keluhan pelanggan atau bagian customer care. Selain itu, banyak juga dunia bisnis yang menggunakan pendekatan KAP dalam mewawancarai calon karyawannya agar bisa menggali informasi yang lebih mendalam dan mempribadi dari calon karyawannya.
Sedangkan dalam menangani keluhan customer atau pelanggan yang menunjukkan adanya konflik antara perusahaan dan pelanggannya, apabila diacukan pada teori Sillars yang disebut ‘Teori Atribusi Konflik’ maka digunakan pendekatan perilaku kooperatif. Sillars menyebutkan ada tiga perilaku dalam menghadapi konflik atau upaya menyelesaikan konflik, yakni (1) perilaku menghindar, (2) perilaku kompetitif, (3) perilaku kooperatif.

0 komentar: