BERIKUT DI BAWAH INI HASIL RANGKUMAN PENGANTAR ILMU EKONOMI (ISIP4112)
KAMI MAHASISWA UPBJJ YOGYAKARTA FISIP ILMU PERPUSTAKAAN S1 TAHUN 2017
NAMA : CATUR KISWANA PUTRA
NIM : 021812568
ALAMAT : Jl. WANAGAMA 1, BANARAN 2, Rt : 08 Rw : 02 BANARAN, PLAYEN, GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA
BERIKUT DI BAWAH INI HASIL RANGKUMAN KAMI
Pengantar
Ilmu Ekonomi
Definisi
dan Metode Ekonomi
Ilmu ekonomi merupakan cabang ilmu sosial yang
mempelajari berbagai perilaku pelaku ekonomi terhadap keputusan-keputusan
ekonomi yang dibuat. Ilmu ini diperlukan sebagai kerangka berpikir untuk dapat
melakukan pilihan terhadap berbagai sumber daya yang terbatas untuk memenuhi
kebutuhan manusia yang tidak terbatas.
Adapun tiga masalah pokok dalam perekonomian,
yaitu
1. Jenis
barang dan jasa apa yang akan diproduksi?
2. Bagaimana
menghasilkan barang dan jasa tersebut?
3.
Untuk siapa barang dan jasa tersebut dihasilkan?
Ekonomi positif adalah pendekatan ekonomi yang
mempelajari berbagai pelaku dan proses bekerjanya aktivitas ekonomi, tanpa
menggunakan suatu pandangan subjektif untuk mengyatakan bahwa sesuatu itu baik atau
jelek dari sudut pandang ekonomi. Ekonomi positif di bagi menjadi dua, yaitu
ekonomi deskriptif dan ekonomi teori.
Sedangkan ekonomi normatif adalah pendekatan
ekonomi dalam mempelajari perilaku ekonomi yang terjadi, dengan mencoba
memberikan penilaian baik atau buruk berdasarkan pertimbangan subjektif.
Berkaitan dengan sistem ekonomi, ada tiga bentuk
sistem ekonomi yang dikenal di dunia ini, yaitu:
1. Sistem
ekonomi pasar (Laissez-Faire Economy), merupakan sistem ekonomi yang berbasis
pada kebebasan individu dan perusahaan dalam menentukan berbagai kegiatan
ekonomi, seperti konsumsi dan produksi. Perekonomian akan menentukan titik
keseimbangan dengan mengandalkan kemampuan pada sistem harga, yaitu tarik
menarik antara permintaan dan penawaran. Keseimbangan harga serta jumlah barang
dan jasa dalam perekonomian dibimbing oleh sesuatu yang tidak kelihatan
(invisible hand).
2. Sistem
ekonomi terpusat (sistem ekonomi sosialis) atau disebut Command Economy, yaitu
sistem ekonomi dimana pemerintah membuat semua kebijakan menyangkut produksi,
distribusi, dan konsumsi. Dengan kata lain, dalam sistem ekonomi sosial yang
murni, pemerintah mengatur semua aspek kegiatan ekonomi.
3.
Sistem ekonomi campuran yaitu gabungan dari sistem
ekonomi pasar dan sistem ekonomi terpusat. Dalam sistem ekonomi campuran,
kebebasan individu dan perusahaan dalam menentukan kegiatan ekonomi masih
diakui, tetapi pemerintah ikut campur dalam perekonomian sebagai stabilisator
ekonomi dengan memberlakukan berbagai kebijakan fiskal dan moneter.
Pasar dan Pemerintah dalam Ekonomi Modern
Perekonomian pasar merupakan sistem perekonomian
yang mengandalkan harga sebagai variabel yang menentukan keseimbangan ekonomi.
Berbagai keputusan ekonomi untuk menentukan barang dan jasa apa yang akan
dibuat (What), bagaimana menghasilkannya (How) dan siapa saja yang akan
mengkonsumsi barang dan jasa tersebut (for Whom), ditentukan oleh mekanisme
pasar dengan bimbingan tangan gaib (invisible hand).
Secara umum pasar didefinisikan sebagai suatu
mekanisme di mana penjual dan pembeli dapat menentukan harga secara
bersama-sama untuk melakukan pertukaran. Pasar menentukan harga tiap barang dan
jasa dalam perekonomian. Pasar dapat dikategorikan ke dalam dua besar, yaitu
pasar barang dan jasa serta pasar faktor. Pasar faktor merupakan tempat
interaksi antara penjual faktor produksi (sektor rumah tangga) yang memiliki
tanah, modal, keterampilan dan lainnya, dengan yang meminta faktor produksi
yaitu pihak perusahaan.
Pasar yang terjadi dalam perekonomian merupakan
akumulasi dari berbagai pasar barang dan jasa serta pasar faktor produksi.
Banyaknya jenis barang/jasa tersebut akan menimbulkan diversifikasi pekerjaan.
Selanjutnya, diversifikasi pekerjaan akan menghasilkan spesialisasi, yang akan
mendorong timbulnya teknologi atau cara menghasilkan barang dan jasa dengan
biaya yang serendah-rendahnya.
Dalam kenyataannya, tidak semua barang dan jasa
bisa dihasilkan melalui mekanisme pasar dengan ‘tangan gaibnya’. Namun terjadi
persaingan yang tidak sempurna, yang akhirnya menimbulkan inefisiensi, sehingga
harga yang terjadi menjadi demikian mahal atau bahkan sebaliknya dimana barang
dan jasa menjadi tidak berharga. Kegagalan sistem ekonomi pasar akan
menghasilkan pengaruh yang dapat merugikan perekonomian itu sendiri. Di samping
akan menimbulkan pemusatan faktor produksi pada satu pihak tertentu dan
mengakibatkan ketimpangan dalam pendapatan.
Inefisiensi pasar ini memerlukan intervensi dari
pemerintah. Pemerintah dalam aktivitasnya dalam perekonomian pasar dibatasi
hanya pada beberapa kegiatan yang memang tidak bisa dilakukan oleh individu,
seperti misalnya bidang keamanan dan pertahanan. Tetapi jika harus campur
tangan dalam perekonomian dengan tujuan mengembalikan efisiensi, maka
pemerintah melakukan regulasi atau membuat kebijakan-kebijakan yang berfungsi
mengatur jalannya perekonomian agar tetap efisien. P.A. Samuelson mengatakan
bahwa pemerintah mempunyai tiga fungsi perekonomian, yaitu:
1. Mengoreksi
kegagalan pasar demi efisiensi.
2. Membuat
program untuk melakukan pemerataan pendapatan dengan menggunakan instrumen
pajak dan pengeluaran pemerintah.
Teori Perilaku
Konsumen-Pendekatan Teori Nilai Guna (Utility)
Tingkah laku konsumen (Consumer
Behavior) dapat dianalisis dengan melakukan kuantifikasi kepuasan yang
diperoleh dari mengkonsumsi barang. Metode ini disebut dengan pendekatan
Kardinal, dimana keseimbangan konsumen dalam memaksimumkan kepuasan atas
konsumsi berbagai macam barang, dilihat dari seberapa besar uang yang
dikeluarkan untuk membeli unit tambahan dari berbagai jenis barang akan
memberikan nilai guna marginal yang sama besarnya.
Konsep nilai guna (utility) bisa
menjelaskan kelemahan berupa paradok antara kegunaan suatu barang dengan
harganya. Seperti telah dicontohkan tentang durian, dimana sampai titik
tertentu Anda tidak mau lagi memakannya, bahkan jika buah durian itu diberikan
secara gratis. Hal ini menunjukkan bahwa tambahan kepuasan yang diberikan dari
tiap tambahan unit barang yang dikonsumsi semakin berkurang. Inilah yang
disebut Law of Diminishing Marginal Utility.
Menurut Sadono Sukirno, syarat
yang harus dipenuhi agar konsumen dapat mencapai kepuasan maksimum atas barang
yang dikonsumsinya adalah setiap Rupiah yang dikeluarkan untuk membeli unit
tambahan dari berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna marginal yang
sama besarnya.
Dalam menjelaskan bagaimana kurva
permintaan mempunyai hubungan yang terbalik dengan harganya, atau terjadinya
pergerakan sepanjang kurva permintaan akibat dari perubahan harga, serta
mengapa terjadi pergeseran kurva permintaan akibat dari berubahnya faktor
selain harga, dapat digunakan pendekatan nilai guna (utility).
Efek pendapatan terjadi dari
berubahnya harga suatu barang (naik atau turun). Jika harga barang X naik, maka
tambahan kepuasan dari mengkonsumsi satu unit barang tersebut menjadi turun per
harga barangnya. Hal ini menyebabkan turunnya permintaan akan barang X.
Sebaliknya jika harga barang Y turun, maka tambahan kepuasan dari mengkonsumsi
satu unit barang tersebut menjadi naik per harganya, sehingga permintaan akan
barang Y naik.
Beberapa alasan yang menyebabkan
suatu barang harganya menjadi mahal adalah kelangkaan dan biaya produksi. Air
jauh lebih mudah didapat dari barang lain, intan misalnya. Sehingga wajar jika
intan lebih mahal daripada air karena intan jauh lebih langka. Demikian juga
dengan biaya produksi untuk mendapatkan air jauh lebih murah daripada biaya
produksi intan.
Surplus konsumen terjadi jika
harga yang dibayarkan oleh konsumen terhadap suatu barang lebih tinggi dari
harga pasarnya. Surplus konsumen akan terus naik jika konsumen terus membeli
produk sampai unit tertentu dan menghentikannya, karena jika diteruskan
konsumen tidak akan mendapatkan surplus lagi.
Teori Perilaku Konsumen-Pendekatan Kurva
Kepuasan Sama
Indifferen Curve (IC)
menggambarkan kombinasi barang-barang yang akan memberikan kepuasan yang sama
besarnya. Asumsi yang digunakan untuk melakukan analisis dengan menggunakan IC
adalah:
Seorang konsumen akan mencoba
untuk mencapai IC tertinggi yang mencerminkan tingkat kepuasan tertinggi pula.
Tetapi seorang individu mempunyai keterbatasan dalam sumber dana untuk
mencapainya, sehingga kurva IC yang dapat dicapainya pun terbatas. Keterbatasan
ini terjadi karena tiap barang dan jasa mempunyai harga dan untuk dapat
membayarnya diperlukan pendapatan. Garis kendala anggaran (Budget Line/BL)
mencerminkan kendala pendapatan dan harga yang dihadapi oleh seorang konsumen
pada tingkat pendapatan dan harga tertentu dari masing-masing barang.
Kurva kepuasan sama (IC) dan
garis kendala anggaran (BL) merupakan alat untuk dapat memperlihatkan
pemaksimuman kepuasan yang dilakukan oleh konsumen. Jika BL menyinggung IC
tertinggi, maka seorang konsumen akan mencapai kepuasan yang maksimum.
Keseimbangan konsumen akan
berubah jika variabel pendapatan atau harga berubah, dengan asumsi selera
konsumen bersifat konstan. Jika terjadi perubahan pendapatan (naik atau turun)
dengan asumsi harga barang tetap, maka IC akan bergeser. Tetapi jika harga
salah satu barang berubah (naik atau turun) dengan asumsi tingkat pendapatan
tetap, maka IC akan berputar. Kedua kejadian tersebut akan menyebabkan
bergesernya keseimbangan konsumen dalam mencapai kepuasan maksimum.
Terjadinya perubahan harga salah
satu barang sementara harga barang lainnya tetap, akan menyebabkan terjadinya
perputaran garis kendala anggaran (BL), sehingga keseimbangan konsumen akan
berubah. Terjadinya perubahan keseimbangan ini akan memberikan kombinasi dari
kedua jenis barang yang berbeda. Perbedaan yang terjadi ini terdiri dari efek
substitusi dan efek pendapatan akibat dari perubahan harga.
Organisasi Bisnis dan Teori Produksi
Organisasi bisnis diperlukan
dalam peranannya menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan, sehingga kita
bisa mendapatkannya dengan mudah, murah dan berkualitas. Hal ini terjadi karena
organisasi bisnis melakukan produksi barang dengan lebih teratur dan dalam
skala produksi yang besar, sehingga proses produksi menjadi lebih efisien.
Selain itu, kemampuan dalam mengembangkan teknologi proses dan penghimpunan
dana menjadi lebih mudah dilakukan akibat dari spesialisasi yang terjadi.
Organisasi usaha yang memproduksi
barang dan jasa dapat dikategorikan dalam tiga bentuk utama yaitu:
Setiap produk dihasilkan melalui
suatu proses produksi. Input produksi yang terdiri dari tenaga kerja (L), modal
(K), sumber daya (R), teknologi (T), dan lainnya, akan diproses menjadi suatu
output (Q) berupa barang atau jasa. Hubungan yang terjadi antara jumlah input
produksi yang diperlukan dengan jumlah output yang dihasilkan disebut dengan
fungsi produksi (production function). Fungsi produksi akan memberi gambaran
kepada kita tentang jumlah maksimum output yang dapat dihasilkan, atas
penggunaan sejumlah tertentu dari input-input produksi. Melalui fungsi produksi
kita juga bisa melihat bagaimana komposisi dari berbagai kombinasi input, untuk
menghasilkan jumlah tertentu dari output. Isocost dan Isoquant merupakan dua
pendekatan yang memungkinkan untuk melakukan analisis optimasi faktor produksi,
untuk menghasilkan output maksimum.
Dalam teori produksi ada tiga
konsep penting, yaitu Produksi Total (Total Production/TP), yang menggambarkan
jumlah keseluruhan produksi yang dihasilkan. Produksi Rata-rata (Average
Product/AP) yaitu jumlah produksi dibagi dengan jumlah input produksi, dan
Produksi Marginal (Marginal Product/MP) yang merupakan tambahan hasil produksi
dari setiap penambahan satu unit input.
Biaya Produksi
Konsep biaya produksi
menggambarkan bagaimana suatu perusahaan akan mencari tingkat output optimal
dalam mencapai tingkat keuntungan maksimum. Menurut Sadono Sukirno, definisi
dari biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan
untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan
digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan
tersebut.
Biaya produksi dapat dibedakan
menjadi: pertama, biaya produksi jangka pendek yang diartikan bahwa sebagian
faktor produksi yang digunakan adalah tetap atau tidak dapat ditambah
jumlahnya. Kedua, biaya produksi panjang yang mempunyai pengertian bahwa semua
biaya dapat berubah, sehingga tidak ada lagi biaya tetap.
Pada jangka pendek, total biaya
produksi terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Sedangkan untuk jangka
panjang semua biaya merupakan biaya variabel. Pada jangka panjang terjadi
perubahan pada semua komponen biaya, sehingga total biaya hanya terdiri dari
biaya variabel.
Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna
merupakan pasar yang paling ideal dalam sistem perekonomian, karena mengarahkan
kepada tingkat efisiensi yang lebih tinggi daripada jenis pasar lainnya. Pasar
persaingan sempurna mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Pada pasar persaingan sempurna,
perusahaan akan memaksimumkan keuntungan pada saat MC = MR. Syarat tersebut
akan menghasilkan jumlah output produksi optimal, yang akan membawa perusahaan
pada tingkat keuntungan maksimum. Jika kondisi tersebut tidak terpenuhi, maka
perusahaan tidak akan mendapatkan keuntungan maksimum.
Pasar Persaingan Tidak Sempurna
2.
Barang yang diperjualbelikan mempunyai kegunaan sama
tetapi berbeda corak (differentiated product).
3.
pasar oligopoli yaitu pasar dimana produk yang
dihasilkan banyak yang bersifat sebagai barang antara, dan merupakan industri
di sektor hulu. Misalnya produksi baja, semen, dan bahan baku plastik.
Pasar
monopoli sangat bertentangan dengan pasar persaingan sempurna, terutama dalam
jumlah perusahaan dan kekuasaan menentukan harga. Sedangkan untuk pasar
monopolistik dan oligopoli mempunyai persamaan dalam produk tetapi berbeda
corak. Perbedaannya terletak pada jumlah perusahaan. Perusahaan pada pasar
monopolistik cukup banyak walaupun tidak sebanyak pasar persaingan sempurna,
sedangkan pada pasar oligopoli jumlah perusahaan yang ada sangat sedikit.
Pendapatan Nasional
Salah satu dari indikator ekonomi
makro adalah pertumbuhan ekonomi. Indikator ini merupakan hal yang paling
penting dalam mengukur pertumbuhan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan
ekonomi merupakan pertumbuhan dari jumlah barang dan jasa yang diproduksi
secara keseluruhan. Sehingga, pertumbuhan ekonomi memperlihatkan kapasitas
perekonomian suatu negara.
Jumlah barang dan jasa dalam
perekonomian tersebut dapat dianggap sebagai pendapatan nasional. Hal ini
disebabkan karena produksi barang dan jasa melibatkan penggunaan berbagai
faktor produksi, yang akan membawa kepada sisi pendapatan. Pendapatan nasional
dapat dibagi ke dalam dua besar, yaitu:
1.
Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National
Product (GNP) yaitu nilai dari seluruh barang dan jasa akhir yang dihasilkan
oleh suatu negara dalam kurun waktu tertentu. Di sini kita harus membedakan
antara warga negara dan penduduk negara, untuk melihat siapa sebenarnya yang
menghasilkan PNB.
Pengertiannya sama dengan PNB.
Perbedaannya terletak pada siapa yang menghasilkannya. PDB merupakan
keseluruhan nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan dari faktor produksi
milik penduduk di suatu wilayah negara pada kurun waktu tertentu. Artinya,
tidak terpengaruh oleh apakah seseorang yang menghasilkan barang dan jasa di
wilayah suatu negara merupakan warga negara Indonesia atau bukan.
Terdapat tiga pendekatan dalam
melakukan perhitungan pendapatan nasional. Pertama dengan melakukan pendekatan
pada pengeluaran, kedua dengan pendekatan produk neto, dan ketiga pendekatan
pendapatan. Secara teori ketiga pendekatan harus menghasilkan angka yang sama
dalam perhitungan pendapatan nasional.
Peranan Pemerintah dalam Kegiatan Ekonomi
Di negara-nagara kapitalis,
perekonomian berjalan sesuai dengan sistem mekanisme pasar dalam mencapai
tingkat keseimbangan ekonomi. Sistem pasar tersebut pada kenyataannya sering
mengalami kegagalan dalam mendistribusikan sumber daya yang terbatas kepada
semua pelaku ekonomi. Kegagalan ini akan mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan
dalam ekonomi, yang dapat dijelaskan melalui indikator ekonomi makro sebagai
berikut:
Untuk menjaga perekonomian agar
berjalan secara efisien, maka pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan yaitu:
1.
Kebijakan Fiskal, yaitu merupakan langkah-langkah
pemerintah membuat perubahan dalam bidang perpajakan dan pengeluaran
pemerintah, dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat dalam perekonomian.
2.
Kebijakan Moneter, yaitu kebijakan pemerintah – yang
dilaksanakan oleh Bank Sentral (Bank Indonesia ) – untuk mempengaruhi
penawaran uang dalam perekonomian melalui berbagai instrumen kebijakan moneter.
Tujuannya adalah untuk mempengaruhi pengeluaran agregat dalam perekonomian.
3.
Kebijakan segi Penawaran, yang bertujuan untuk
mempertinggi efisiensi kegiatan perusahaan-perusahaan, sehingga dapat
menawarkan barang-barangnya dengan harga lebih murah dengan mutu yang baik.
4.
Kebijakan Pendapatan, yang bertujuan untuk
mendistribusikan pendapatan, dengan melakukan subsidi terhadap pihak yang
mempunyai pendapatan rendah, dengan cara menarik pajak dari pihak yang mampu.
Perekonomian dua sektor merupakan
penyederhanaan dalam mempelajari sistem perekonomian secara keseluruhan.
Keseimbangan dalam perekonomian dua sektor merupakan keseimbangan dari sisi
pendapatan dan sisi pengeluaran yang dilakukan oleh sektor rumah tangga dan
sektor swasta, dengan mengabaikan sektor pemerintah dan sektor luar negeri.
Perilaku pengeluaran yang
dilakukan oleh sektor rumah tangga bisa dilakukan dengan membuat fungsi
konsumsi dan fungsi tabungan, untuk melihat bagaimana perubahan pendapatan
terhadap tingkat pengeluaran konsumsi dan tabungan. Kecenderungan bagi sektor
rumah tangga untuk melakukan konsumsi disebut dengan Marginal Propensity to
Consume (MPC). Sedangkan kecenderungan bagi sektor rumah tangga untuk melakukan
tabungan disebut dengan Marginal Propensity to Save (MPS).
Pada perekonomian tiga sektor
dimasukkan sektor pemerintah dalam analisis keseimbangan pendapatan nasional.
Dengan demikian, maka dalam perekonomian tiga sektor terdiri dari sektor rumah
tangga, sektor bisnis/swasta, dan sektor pemerintah. Adanya sektor pemerintah
akan muncul pengeluaran pemerintah pada sisi pengeluaran dan pajak pada sisi
pendapatan. Pajak yang dikenakan oleh pemerintah akan mengurangi tingkat
pendapatan yang siap dikonsumsikan. Pendapatan yang siap dikonsumsi dikurangi
dengan pajak, disebut dengan pendapatan disposibel.
Pengertian Uang
Uang merupakan alat pertukaran
dalam sistem perekonomian. Tanpa uang, perekonomian akan sulit berkembang dan
dibutuhkan berbagai kebetulan dalam proses pertukaran melalui barter. Uang yang
dikenal terutama adalah uang kertas dan uang logam ditambah dengan uang giral,
serta berbagai jenis uang lain yang mempunyai daya beli seperti uang.
Seperti halnya barang atau jasa,
juga terdapat permintaan dan penawaran terhadap uang. Penawaran uang
dipengaruhi oleh M1 dan M2. Sedangkan permintaan uang dipengaruhi oleh seberapa
besar pendapatan yang akan diterima bila uang disimpan dalam berbagai bentuk
portfolio.
Lembaga Keuangan Bank dan Bukan Bank
Uang merupakan alat pertukaran
dalam sistem perekonomian. Tanpa uang, perekonomian akan sulit berkembang dan
dibutuhkan berbagai kebetulan dalam proses pertukaran melalui barter. Menurut
Sadono Sukirno, suatu benda bisa digunakan sebagai uang jika memenuhi
syarat-syarat berikut:
Seperti halnya barang atau jasa,
juga terdapat permintaan dan penawaran terhadap uang. Penawaran uang
dipengaruhi oleh M1 dan M2. Sedangkan permintaan uang dipengaruhi oleh seberapa
besar pendapatan yang akan diterima bila uang disimpan dalam berbagai bentuk
portfolio.
Bank Sentral
Lembaga keuangan dalam sistem
perekonomian ada yang berbentuk bank dan ada yang berbentuk bukan bank.
Perbedaan dari kedua jenis lembaga keuangan tersebut terletak pada cakupan
fungsinya. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh bank, namun sangat terbatas pada
lembaga keuangan bukan bank.
Secara garis besar bank diklasifikasikan
ke dalam bank umum, bank sentral, dan BPR. Sementara lembaga keuangan bukan
bank meliputi asuransi, pegadaian, koperasi simpan pinjam dan seterusnya.
Perekonomian Empat Sektor
Perkembangan perekonomian suatu
negara tidak akan lepas dari perkembangan ekonomi internasional. Suatu negara
akan selalu tergantung pada perekonomian asing, karena tidak semua barang dan
jasa yang dibutuhkan oleh suatu negara dapat disediakan sendiri oleh
perekonomian domestik. Suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara
lainnya berdasarkan keunggulan absolut (Absolute Advantage) atau keunggulan
komparatifnya Comparative Advantage).
Menurut Sadono Sukirno, peranan
perdagangan luar negeri dalam meningkatkan perekonomian adalah sebagai berikut:
Keuangan Internasional
Interaksi ekonomi antara
perekonomian domestik dan luar negeri tidak hanya terjadi dalam bentuk
transaksi perdagangan barang dan jasa saja, melainkan juga dalam bentuk
masuknya modal/dana dari sektor luar negeri atau keluarnya modal/dana ke luar
negeri.
Catatan yang menunjukkan nilai
berbagai jenis transaksi yang terjadi antara suatu negara dengan negara lainnya
disebut dengan neraca pembayaran (Balance of Payment). Neraca pembayaran
terdiri dari transaksi berjalan (Current Account) dan Neraca Modal (Capital
Account).
Perekonomian internasional
melibatkan berbagai negara dengan berbagai jenis mata uang. Nilai dari berbagai
mata uang relatif berbeda bila kita bandingkan daya belinya dari tiap mata uang
terhadap suatu barang. Perbedaan daya beli tiap mata uang ini akan memberikan
suatu nilai tukar atau kurs dari tiap mata uang dunia. Sistem nilai tukar yang
dianut oleh berbagai negara terdiri dari dua jenis, yaitu:
Sumber Buku Pengantar Ilmu Ekonomi Karya Wawan Hermawan
0 komentar:
Posting Komentar