BERIKUT DI BAWAH INI HASIL RANGKUMAN
PRODUKSI MEDIA (SKOM4440)
KAMI MAHASISWA UPBJJ YOGYAKARTA FISIP ILMU PERPUSTAKAAN S1 TAHUN 2017
NAMA : CATUR KISWANA PUTRA
NIM : 021812568
ALAMAT : Jl. WANAGAMA 1, BANARAN 2, Rt : 08 Rw : 02 BANARAN, PLAYEN, GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA
EDITING PRODUKSI MEDIA AUDIOVISUAL
Kompetensi Khusus:
Mahasiswa dapat menjelaskan: periodisasi dan
berbagai pengaruh pada editing, teknik editing, persiapan editing, aplikasi
digital editing.
Editing pada prinsipnya merupakan penyuntingan
hasil gambar dan suara yang telah diambil pada proses produksi yang menuntut
kedisiplinan, kesabaran, memiliki cita rasa seni dan kemampuan teknis
mengoperasikan peralatan editing.
Kegiatan
Belajar 1: Periodisasi dan Berbagai Pengaruh Pada Editing dan Teknik Editing Dengan
didasari pemahaman kepada bahwa, gambar bergerak akan mempengaruhi psikologis
manusia, maka gerak gambar perlu ditana sehingga memiliki daya pikat yang luar
biasa.
A. Periodisasi
Editing
1. Periode
Diam/Bisu. Awalnya, film dikembangkan dari teknologi fotografi yang
menghasilkan gambar diam. Dari gambar tersebut diberikan sentuan kinetik
mekanik secara konstan untuk menghasilkan gambar yang bergerak dan selanjutknya
diberikan ilustrasi musik.
2. Periode
Awal Film Suara. Pada periode ini, telah dipikirkan cara memasukkan unsur suara
(dialog) ke dalam gambar, karena hal ini dipengaruhi oleh kajian dan
dikembangkannya seni teater. Namun pada waktu itu, bahan baku belum mampu
menghabungkan anata gambar dan suara, maka masih dambar dan suara masih direkam
sendiri-sendiri yang kemudian baru dipadukan. Kemudian muncul camcorder yang
dirancang untuk merekam sekaligus gambar dan suara.
B. Berbagai
Pengaruh Terhadap Editing
1. Pengaruh
Dokumenter. Film tidak hanya cerita, drama, suara saja, tetapi melebar yang
mengedepankan wacana, fakta dan argumentasi yang disusun sangat menarik yang
kemudian dinamakan dokumen. Dari film dokumenter ini berkembang program
reportasi dan investigasi yang dikategorikan program berita.
2. Pengaruh
Pop Art. Dlam hal ini dilakukan dengan pemahaman kesederhanaan, ekspresi
alternative, eksperimental, manivestasi dari imajinasi bebas. Dalam pop art ini
dimasukkan halhal yang bersifat baru dan lebih relevan.
3. Experimental
Editing. Pada awalnya, editing hanyalah difahami sebagai menyunting gambar, dan
mengurutkannya sesuai skenario. Dalam eksperimental ini dicoba teknik-teknik
baru, misalnya menghilangkan dominasi warna merah yang dianggap menoton dan
membosankan.
4. Pengaruh
Teknologi Digital. Dampak dari teknologi digital terhadap editing, yatitu
menghasilkan bentuk-bentuk media audiovisual dan program-program yang dikemas
untuk masuk ke dalam kanal-kanal sendiri.
C. Teknik
Editing
1. Action:
mengandalkan cerita dan menampilkan aksi sebagai konflik. Film action
merupakan kecenderungan ketegangan,
heroism, gerak bela diri atau perlawanan/pertentangan yang melibatkan fisik
antar karakter.
2. Drama
Berdialog: menonjolkan kekuatan cerita sebagai titik perhatian editor.
3. Komedi:
menitik beratkan pada kelucuan, kekonyolan, bahan kebodohan, dan kesialan yang
digabungkan dengan karakter dan cerita.
4. Dokumenter:
penataan gambar ke gambar dengan menguatkan narainya.
5. Berita:
yang dititikberatkan adalah penyampain informasi.
6. Magazine:
informasi penting yang terjadi dan dikemas dalam berita non formal.
7. Investigatif:
yang ditonjolkan runtutan kejadian selama investigasi.
8. Video
Music: yang ditonjolkan adalah video musiknya. Sedangkan musiknya hanya sekedar
pengisi dari videonya, karena musik sudah tertata/teredit di tempat lain.
9. Iklan:
yang lebih ditonjolkan adalah durasinya.
Kegiatan Belajar 2: Persiapan Editing dan
Aplikasi Digital Editing A. Perangkat Digital Editing
1. Comcoder atau DV Player, berfungsi
sebagai perangkat transfer data dari miniDV ke komputer edit.
2. Computer Edit dan Fireware Card. Komputer
edit berfungsi untuk memproses gambar dan suara, sikronisasi, menambah effect,
me-render (menyatukan file-file) dan membentuk/mengekspor menjadi data file
baru (AVI, mpeg). Fireware Card difungsikan untuk transfer data dengan
kecepatan tinggi, yang memungkinkan untuk real time.
3. Sound System. Perangkat ini berfungsi
sebagai alat pengontrol, monitor sinkronisasi suara atas visual yang tampak,
tidak saja suara utama, melainkan juga suara atmosfer.
B. Logika Editing
1. File Video dan Audio. Data dari kaset
yang dibuat melalui comcoder, yang berujud laten image, ditransfer ke dalam
komputer akan membuat dua buah files: video dan audio. Hanya komputerlah yang
dapat membacan/menerjemahkan data tersebut.
2. Editorial Thingking. Dalam proses
editing, editor akan berfungsi sebagai sutradara, sehingga harus mengenal
nuansa warna, pencahayaan, dan dramatik. Seorang sutradara juga diposisikan
sebagai penceritera untuk mengemas ceritera yang runut yang dibumbui efek-efek
tertentu agar sesuai dengan tujuan produksi. Konsep tentang tempo gambar,
ketebalan suara, intensitas cahaya harus dirangkum dalam editorial thingking.
Jadi, editorial thinking merupakan imajinasi yang ada dalam fikiran editor
dalam proses penggarapan editingnya. Editorial thingkin merupakan kerangka
kerja/apa yang harus dikerjakan oleh editor dan dapat diwujudkan secara
tertulis.
3. Frame per Second. Merupakan penetapan
berapa bingkai/gambar per detik. Pada awalnya 18 frame per second, sehingga
menghasilkan gambar yang masih terpatah-patah atau pecah. Setelah adanya
peralatan perekam dan pemutaran modern, 25 frame per second atau 29,97 frame
per second.
4. Analog Editing dan Digital Editing.
Editing pada awalnya masih menggunakan cara-cara analog dengan mesin yang
relatif besar dan dilengkapi mesin pemotong dan perekat kembali bahan film dan
tidak banyak menggunakan visual effect. Kerja analog editing harus ekstra
hatihati, karena jika terjadi kesalahan edit, maka akan mengulang proses edit
lagi.
Digital editing memberikan kemudahan dan
kecepatan dalam proses editing. Digital editing memungkinkan editor mengedit
semua file sesuai adegan yang kemudian dapat dilakukan editing pada
bagian-bagian tertentu. Digital editing dapat dimanfaatkan untuk memanipulasi
gambar dan suara, karena dilengkapi dengan visual effect dan sound effect.
Kegiatan Belajar 3: Aplikasi Digital Editing
A. Mengenal Jendela Utama. Jendela utama software editing: Jendela project (untuk menajemen file,
sehingga data gambar dan suara yang telah dicapture/transfer tersimpan secara
terbuka, sehingga editor dapat mengaturnya sesuai dengan adegan), jendela monitor (berfungsi sebagai
visual dan sound processing, sehingga menghasilkan sequence yang telah
di-fix-kan tidak ada gambar dan suara yang tidak diperlukan), dan jendela time line (untuk mengolah,
mengatur, merunutkan, memindahkan, menghapus file yang tidak diperlukan
sekaligus rendering file (menyatukan file).
Pada timeline ini file video dan audio akan dipisahkan, namun masih
mempunyai link.
B. Langkah Editing
1. Mengawali
edit: memahami dan menentukan file pada folder tertentu.
2. Capturing:
mentransfer data. File video dan audio harus ditempatkan pada folder yang sama.
3. Logging:
membuang dan memilih file yang benar-benar digunakan.
4. Trimming:
proses mengontrol file untuk memperoleh kejelasan/ketepatan file awal dan akhir
dengan perhitungan per frame perdetik.
5. Rought
cut: menyusun urutan gambar sehingga membentuk ceritera.
C. Transisi. Merupakan efek khusus yang
disediakan pada timeline yang berfungsi menghubungkan dua file video sehingga
perpindahan file video tersebut tidak langsung.
1. Transisi
Video: cut to cut (perpindahan antar
gambar dalam sebuah adegan atau pergantian gambar penceritaan secara
langsung/serta-merta (mendadak berganti gambar), di mana transisi dalam adegan
ini masih terkait dengan adegan sebelum dan sesudahnya; dissolve [perpindahan atar adegan di mana gambar tersebut
berangsur-angsur muncul dan menghilang: fade
in (munculnya gambar dari back screen menuju gambar tersebut, fade out (masuk atau menghilangnya
gambar yang memunjukkan akhir adegan di mana adegan tidak terdapat kaitan
dengan adegan setelahnya)].
2. Transisi
Audio: membuat akhiran file suara berangsung-angsur secara konstan menghilang
atau muncul.
D. Pemotongan File, untuk membuang
sebagian file guna memperpendek dengan menggunakan razor tool.
E. Mengimpor File, mengambil file yang
sudah ada di dalam komputer edit untuk dijadikan bagian dalam file yang sedang
diedit.
F. Fine Cut, sentuhan estetika, efek
visual dan audio pada file yang sudah diurutkan.
G. Visual Effect, penggunaan efek-efek
tertentu: warna, pencahayaan, intensitas ketebalan, gerak maupun skala, antara
satu file video dengan file video yang lain. Mengatur Warna: untuk keseragaman langgam atau konsistensi warna. Mengatur Pencahayaan: untuk mendapatkan
intensitas gelap terang, tajam/kuat cahaya, fokus/tujuan cahaya, kelembutan
cahaya, dan pendar (dof). Mengatur Gerak
dan Skala: menyesuaikan gerakan gambar dan skala ukurannya. Mengatur Intensitas Ketebalan: untuk
mengatur ketebalan gambar atau video opacity, misalnya membuat gambar kembar.
H. Sound Effect: proses editing juga
memperhatikan sound yang difasilitasi oleh aplikasi editing. Sound effect:
mengatur perimbangan left & right control sehingga seimbang, memberi
tambahan effek, dan mengubah suara.
I. Membuat Teks: editing juga mengolah
teks yang perlu dijakan bagian dari audiovisual dengan mendesain huruf dan
mendesain gerak teks.
J. File Rendering: langkah mengubah dan
memastikan file yang masih terlihat satu per satu menjadi hanya dianggap satu
file untuk hasil penyatuan.
K. File Exporting: meng-convert- file
hasil editintg menjadi satu file lain atau menyimpan kembali dalam bentuk file
lain, apakah untuk: movie (file AVI), frame (jpg, tift, targa), audio, DVD,
tape.
By : Catur Kiswana Putra
WebBlog:
Email:
HP WhatsApp / Telegram/ Imo : 087739303132
0 komentar:
Posting Komentar