PRODUKSI MEDIA (SKOM4440) MODUL 7
KAMI MAHASISWA UPBJJ YOGYAKARTA FISIP ILMU PERPUSTAKAAN S1 TAHUN 2017
NAMA : CATUR KISWANA PUTRA
NIM : 021812568
ALAMAT : Jl. WANAGAMA 1, BANARAN 2, Rt : 08 Rw : 02 BANARAN, PLAYEN, GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA
RINGKASAN MODUL 7
Tandiyo Pradekso, M. Bayu Widagdo, Melani Hapsari (2013) Buku Materi Pokok Produksi Media Jakarta:
Universitas Terbuka.
PRODUKSI MEDIA AUDIOVISUAL
Kompetensi Khusus:
Mahasiswa dapat
menjelaskan: manajemen produksi, unsur dasar desain grafis, produkproduk desain
desain grafis, pesan visual dalam desain grafis.
Media audiovisual sebagai sarana komunikasi
harus terpola, mempunyai maksud/arti, konteks, sehingga dari bahasa gambar dan
suara, penonton mampu penangkap apa yang disampaikan lewat produk tersebut.
Kegiatan Belajar 1:
Manajemen Produksi
Manajer produksi bertanggungjawab dalam
mengelola jalannya produksi media audiovisual dari persiapan hingga film
selesai disunting.
A. Prinsip
Kerja Manajemen Produksi
1. Merekrut Kru Produksi. Memilih kru
produksi (sutradara, producer, script writer, camera person, lighting person,
editor) adalah sangat penting, karena produksi akan melibatkan orangorang
dengan keahlian yang berbeda namun harus saling mendukung.
2. Mengelola Kru Produksi. Yang diperlukan
dalam mengelola kru produksi adalah mood, adaptasi dan kemampuan bekerja dalam
satu tim. Setiap tim akan bekerjasama dengan tim yang lain. Oleh karena itu,
manajer produksi harus menyatukan kerja tim-tim yang ada. Manajer produksi
harus mampu sebagai penengah jika terjadi perselisihan di antara tim.
3. Mengelola Logistik dan Peralatan Produksi. Pengelolaan logistic dan
peralatan di sini mulai pra proses hingga cara memanfaatkan audiovisual
menggunakan teknologi, baik digital maupun analog dari berbagai jenis dengan
keunggulan dan kelemahannya. Peralatan tersebut harus mendapat perhatian, baik
operasional amaupun perawatannya.
4. Menentukan Lokasi. Memilih lokasi yang
disesuaikan dengan anggaran dan desain produksi, melaporkan dan memberi
pertimbangan tentang lokasi merupakan tugas manajer produksi di lapangan.
B. Prosedur
Kerja Manajemen Produksi. Tugas utama manajer produksi adalah mengawal dan
memastikan proses produksi berjalan dengan lancar dan baik sesuai dengan desain
produksi, yaitu: terprogram, rinci, akurat sesuai dengan desain dan jadwal
produksi.
1. Tanyakan Yang Meragunakan, guna
memastikan semuanya sesuai yang diharapkan, baik terknis dan non teknis: ijin,
logistik, hardwares, lokasi, kru produksi, sumberdaya listrik, cuaca, dsb.
2. Pastikan Proses Produksi Tanpa Asumsi,
ini berarti bahwa, manajer produksi tidak boleh bekerja hanya dengan
mengandalkan asumsi, dugaan, dan kira-kira tanpa mengetahui secara pasti.
Prediksi dimungkinkan, tetapi harus berdasarkan data dan
kemungkinan-kemungkinan peluang atau kendala.
3. Re-check Produksi Lagi dan Lagi, hal
ini bisa terjadi karena jadwal dan segala kelengkapan yang sudah ditata dan
disiapkan dimungkinkan tidak akan terlaksana seperti yang diharapkan.
Oleh karena itu, manajer produksi harus
melakukan re-check sebagai akibat dari perubahan: jadwal, lokasi, teknik
pengambilan gambar, jumlah kru dan talent.
C. Manajer
Produksi Menerjemahkan Skenario. Dua pendekatan dalam menerjemahkan desain
produksi:
1. Waktu, di sini terkait dengan
penjadwalan yang dipersiapkan. Artinya bahwa, tidak lagi kapan produksi
dilaksanakan, melainkan berapa lama produksi dilaksanakan.
2. Uang, semua kegiatan produksi sampai
editing akan selalu dikaitkan dengan uang, karena penundaan atau penambahan
waktu shooting berarti penambahan honor, ongkos sewa peralatan, beaya hidup
kru, dsb.
D. Pertimbangkan
Manajer Produksi Merancang Jadwal. Jadwal disusun untuk mempermudah mengatur
adegan/materi yang harus diambil.
1. Lokasi,
berfungsi sebagai setting, menggambarkan tempat itu sendiri, latar lain yang
dipresentasikan, latar antah berantah. Bisa jadi lokasi akan dipakai beberapa
kali dengan setting yang berbeda. Oleh karena itu, pemakaian lokasi yang sama
harus dihabiskan shooting-nya, sehingga harus dihindari kembali ke lokasi yang
sama.
2. Cuaca,
Suhu, dan Kelembaban Udara. Pengambilan gambar biasanya pada waktu kemarau,
karena musim penghujan kurang bersahabat dengan kondisi alam maupun kru
produksi dan pemain. Pengambilan gambar di dalam maupun di luar ruang juga
menjadi pertimbangan produksi. Pengambilan gambar di luar harus didahulukan,
karena lebih sulit diprediksi dan dikendalikan.
3. Waktu
dan Perubahan Waktu Skenario. Manajer produksi harus membuat urutan shooting
secara kronologis/runut, hal ini untuk pengembangan emosi pemain, kontinuitas/kesinambungan,
dsb.
4. Pemain.
Pemain adalah orang yang in frame di depan kamera, sehingga harus diadaptasi
dengan jadwal produksi. Sebelum mengontrak pemain, harus dipertimbangkan
tentang kontrak pemain dengan pihak lain, atau kesibukan/aktivitas lain. Perlu
juga mempertimbangan kesibukan jadwal antar pemain, sehingga dapat disamakan.
5. Teknik
dan Perangkat Produksi. Hal ini akan
menyangkut harga sewa per hari/per paket produksi dan penyediaan sparepart-nya.
6. Faktor-faktor
Tak Terduga. Manajer produksi harus
menghafal jadwal produksi, sehingga bila sewaktu-waktu terjadi perubahan akan
mudah dikontrol.
Kegiatan
Belajar 2: Formulir Produksi dan Penyutradaraan
A. Formulir
Produksi. Merupakan formulir kerja tertulis yang digunakan untuk menyiapkan
produksi secara baik, memantau jalannya produksi, perjanjian dengan kru
produksi dan perijinan.
1. Working
Schedule, merupakan form untuk penjadwalan kerja, memantau kemajuan produksi,
langkah aktivitas produksi, siapa penanggungjawabnya. Form ini terbuka untuk
ditambah.
2. Script
Breadown Sheet, yaitu formulir proses pembedahan scenario, guna
melihat/membedah secara rinci kebutuhan apa yang harus disediakan di lapangan
untuk setiap adegan.
3. Script
Breakdown, formulir produksi untuk mengumpulkan informasi utama, yang berfungsi
untuk mengaitkan adegan ke adegan.
4. Run
Down atau Shooting Schedule, formulir mirip dengan Script Breakdown, tetapi
tidak runut, diolah sedemikian rupa untuk keperluan pengambilan gambar dalam
sehari.
5. Breakdown
Budget, berisi rincian anggaran produksi dari pra produksi sampai pasca
produksi, di mana rincian anggaran ini diperoleh setelah adanya kepastian
jadwal.
6. Total
Budget, merupakan pengelompokan rancangan pengeluaran untuk produksi.
7. Story
Board, merupakan aplikasi atau terjemahan visual dari scenario yang mirip dengan
komik tanpa dialog dan berfungsi memberi panduan para kru visual.
8. Floor
Plan, merupakan blocking/penempatan perangkat produksi tampak atas.
9. Camera
Report, merupakan laporan pengambilan gambar oleh camera person, yang kemudian
digunakan oleh editor untuk memilah dan memilih gambar yang baik untuk
digunakan.
10. Call
Sheet, berfungsi sebagai pengorganisasi kru dan tugasnya, sehingga dapat
digunakan untuk mengatur/mengkomunikasikan atau menginformasikan masing-masing
kru untuk dating ke tempat pengambilan gambar sesuai posisinya.
11. Daily
Production Report, berfungsi sebagai alat pengontrol dan pengevaluasi proses
produksi dari hari per hari, serta untuk mengetahui kendala yang muncul.
B. Penyutradaraan.
Sutradara berperan penting dalam produksi media audiovisual. Oleh karenanya,
sutradara harus memahami cara kerja, prinsip dasar dan prosedur kerja
produksi.
1. Langkah-langkah
Penyutradaraan. Sutradara harus mengkoordinir kru produksi. Untuk itu,
sutradara harus memposisikan diri sebagai: director’s treatment (pengembangan
scenario sebagai proses supervise sutradara), decoupage (pemecahan scenario
menjadi shot-shot), shot list (daftar urutan adegan), story board (visualisasi
setiap shot), floor plan (denah lokasi peralatan).
2. Pengadegan.
Sutradara harus membuat editorial thingking (gambaran rangkaian ceritera secara
runut) dan diusahakan agar tidak terlalu melebar dari scenario (attitude of the
meaning). Sutradara harus memahami komposisi
framing (memahami bahasa gambar dan mampu berbicara dengan bahasa gambar), lighting, make-up, movement perangkat
produksi, sound dan editing.
0 komentar:
Posting Komentar