PRODUKSI MEDIA (SKOM4440) MODUL 3
KAMI MAHASISWA UPBJJ YOGYAKARTA FISIP ILMU PERPUSTAKAAN S1 TAHUN 2017
NAMA : CATUR KISWANA PUTRA
NIM : 021812568
ALAMAT : Jl. WANAGAMA 1, BANARAN 2, Rt : 08 Rw : 02 BANARAN, PLAYEN, GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA
RINGKASAN MODUL 3
Tandiyo Pradekso, M. Bayu Widagdo,
Melani Hapsari (2013) Buku Materi Pokok Produksi Media Jakarta: Universitas Terbuka.
Kompetensi Khusus:
Mahasiswa dapat menjelaskan: prinsip dan proses layout,
elemen layout, penerapan layout dalam media grafis.
Tata letak (layout) dipahami sebagai tata
letak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk
mendukung konsep/pesan yang dibawanya,
dan merupakan salahsatu proses/tahapan kerja desain.
Kegiatan Belajar 1: Prinsip dan Proses Layout
A. Prinsip Layout
1. Sequence/Urutan,
juga disebut hirarki/flow/aliran, desainer membuat prioritas dan mengurutkan
dari yang harus dibaca pertama kali sampai ke yang dibaca belakangan. Dengan
demikian pembaca dapat menangkap pesan
secara berurutan.
2. Emphasis/Penekanan,
untuk menggiring perhatian pembaca agar mencerna informasi secara runtut.
Penekanan dapat diciptakan melalui: pembedaan ukuran huruf, huruf yang berbeda,
warna yang kontras, menentukan letak/posisi yang strategis dan menarik
perhatian, mencari bentuk atau style yang berbeda dengan sekitarnya.
3. Balance/Keseimbangan,
merupakan pembagian berat yang merata pada suatu bidang layout. Merata bukan
berarti dipenuhi semua, tetapi menghasilkan kesan seimbang.
4. Unity/Kesatuan,
dengan prinsip kesatuan (saling berkaitan) antara elemen-elemen desain.
B. Proses Layout
1. Membuat
Konsep, perlu belajar dengan menggunakan pensil dan kertas. Pertanyaan
mendasar: apa tujuan mendesain?, audience?, apa pesannya?, bagaimana pesan
disampaikan?, di mana?, media apa?,
kapan bisa dilihat?
2. Memilih
Media dan Spesifikasinya, hal ini erat hubungannya antara pengamat, jenis dan
cara membaca media, jarak media dan durasi membaca, sehingga dalam pemilihan
mempertimbangkan: media yang cocok, bahan, ukuran, posisi, kapan. Langkah
berikutnya membuat sketsa.
3. Membuat
Thumbnails dan Dummy, merupakan perencanaan pengorganisasian layout sehingga
menjadi sketsa yang dituangkan dalam bentuk mini. Thumbnails berguna untuk
menentukan urutan dan pengaturan halaman.
Setelah thumbnails kemudian dibuat dummy atau mock up, yang merupakan contoh
desain (sampel).
4. Merancang
Desain Menggunakan Desktop Publishing, merupakan proses eksekusi (desain secara
keseluruhan) dengan menggunakan media software komputer, namun perlu mengecek ulang untuk memastikan tidak
ada kesalahan desain, meng-convert warna, mengumpulkan font yang akan dipakai
oleh percetakan, memberi penanda bagian yang akan dipotong/dilipat pada akhir
produksi.
5. Menentukan
Teknik Percetakan: offset, flexografi/cetak tinggi, rorogravure, sablon/cetak
saring/screen printing, digital.
Kegiatan Belajar 2: Element Layout
A. Elemen Teks
1. Judul/Head/Heading/Headline:
beberapa kata singkat yang mengawali artikel, ukuran lebih besar.
2. Deck/Blurb/Standfirst:
gambaran singkat tentang topik yang dibahas dalam bodytext, terletak biasanya
antara judul dan bodytext dan berfungsi sebagai pengantar untuk masuk ke
bodytext.
3. Byline/Credit
Line/Writer’s Credit: berisi nama penulis, jabatan dan letaknya sebelum
bodytext, dapat juga di akhir naskah.
4. Bodytext/Bodycopy/Copy/Copytext:
isi/naskah/artikel.
5. Subjudul/Subhead/Crosshead:
berfungsi sebagai judul segmen-segmen dalam artikel yang panjang.
6. Pull
Quotes/Lifeouts: satu kalimat atau lebih yang mengandung informasi yang penting
yang akan ditekankan. Kalimat ini bisa diambil dari bodytext, dan biasanya
menggunakan tanda buka tutup petik (“).
7. Caption:
merupakan keterangan singkat yang menyertai elemen visual dan inzet.
8. Callouts:
seperti caption, tetapi menyertai elemen visual yang memiliki lebih dari satu
keterangan.
9. Kickers/Eyebrows:
satu atau beberapa kata pendek
yang terletak di atas judul. Bisa juga kickers ini dalam ujud warna atau
gambar.
10. Initial
Caps: huruf awal yang berukuran besar dari kata pertama dalam paragraf.
11. Indent:
baris pertama paragraf menjorok ke dalam. Hanging indent: kebalikan dari
indent.
12. Lead Line:
beberapa kata pertama atau seluruh kata pada awal paragraf dibedakan hurufnya.
13. Spasi
Antarparagraf: guna membedakan paragraf yang satu dengan yang lainnya.
14. Gabungan
Beberapa Cara: untuk membedakan paragraf yang satu dengan paragraf yang lain.
15. Header
& Footer: header dan footer dapat berisi running head (judul yang muncul
pada setiap halaman), catatatan kaki, nomor halaman dan informasi lain.
16. Running
Head/Running Headline/Running Title/Running Feet/Runners:
17. Catatan
Kaki/Footnote/Referense/Sumber/Resource: berisi detail informasi dari sebagian
tulisan tertentu di dalam naskah.
18. Nomor
Halaman/Page Number
19. Jumps/Jumlines/Continuation
Lines: berupa teks singkat yang menunjukkan sebuah artikel merupakan sambungan
dari halaman-halaman sebelumnya.
20. Signature/Mandatory:
berisi informasi identitas seseorang yang dapat dihubungi.
21. Name Plate:
nama terbitan yang ditempatkan di bagian depan terbitan dan dibuat dengan
cetakan lebih besar.
22. Mashead:
area dari sebuah terbitan yang berisi informasi tentang penerbitnya (nama staf,
kontributor, cara berlangganan, alamat & logo penerbit, dll.)
B. Elemen Visual
1. Foto:
untuk kredibilitas dalam pemberian kesan dengan foto berwarna.
2. Artworks:
karya seni atau ilustrasi agar lebih akurat dalam menggambarkan sesuatu pesan.
3. Informational
Graphics/Infographics: agar tidak membosankan, maka fakta dan data
disajikan dalam bentuk grafik, tabel, diagram, bagan, peta, dll.
4. Garis/Rules: untuk memberikan kesan estetis, membagi suatu
aren, penyeimbang berat dan pengikat kesatuan desain.
5. Kontak/Box/Bingkai/Frame:
agar elemen visual lebih tampak rapi.
6. Inzet/Insert/Inline
Graphics: elemen yang lebih kecil dari elemen visual dan berfungsi untuk
memberi informasi pendukung.
7. Point/Bullets:
untuk memberi poin-poin penjelasan suatu daftar/list.
C. Invisible Element
Invisible elements merupakan fondasi atau
kerangka yang berfungsi sebagai acuan penempatan semua elemen layout lainnya.
Elemen ini dirancang lebih dulu, baru kemudian elemen teks dan visual, namun
elemen ini tidak tampak dalam cetakan. Elemen ini berfungsi sebagai pembentuk
unity dari seseluruhan layout.
1. Margin:
untuk menentukan jarak antara pinggir kertas dengan ruang yang akan ditempati
oleh elemen-elemen layout agar estetika terjaga.
2. Grid:
merupakan kolom dengan garis-garis vertikal dan horizontal yang berfungsi untuk
mempermudah dalam menentukan letak elemen layout dan mempertahankan konsistensi
dan kesatuan layout.
Kegiatan Belajar 3: Penerapan Layout Dalam Media
Cetak
A. Ukuran Kertas Internasional & Produk
Desain Grafis
Media dengan ukuran dan bentuk berbeda
membutuhkan cara penerapan layout yang berbeda.
1. Kartu
Nama/Business Card/Name Card. Standar ukuran kertas, kecuali Amerika, Kanada
dan Indonesia, dengan ISO 216 yang terdiri
dari seri A, B dan C. Ukuran kartu nama: 5,5 x 9 cm.
dengan usur-unsur: logo, nama, jabatan,
alamat, telepon, fax, email atau website.
2. Kertas
Surat/Kop Surat/Letterhead, umumnya berukuran 21 x 29,7 cm (A4)
dengan unsur-unsur: logo, alamat, telepon, fax, email atau website.
3. Amplop/Envelope,
berukuran 11 x 23 cm dengan unsur-unsur: logo, alamat, telepon, fax, email atau
website.
4. Amplop
Besar/Envelope, berukuran di atas 8,5 x 13 inchi dengan unsur-unsur: logo,
alamat, telepon, fax, email atau website. Isi dalam amplop besar tidak perlu
dilipat.
5. Flier/Flyer/Handbill/Brosur
Tanpa Lipatan/Selebaran, berukuran A4, A5, atau A4 dibagi 3 dan berfungsi
sebagai media untuk publisitas suatu produk/service/acara/jasa kuliner.
6. Brosur/Broschure/Leaflet,
bisa berbentuk lipatan atau tidak dan berukuran lebih besar dari flier. Elemen
yang ada seperti dalam flier, namun membutuhkan desain layout yang lebih
beragam.
7. Poster/Plakat/Placard,
berukuran variasi: A4, A3, A2 (24 x 36 inchi), A1 atau lebih. Dalam Poster,
elemen teks lebih utama.
8. Booklet,
merupakan media publikasi yang dapat menampung cukup
banyak informasi, karena memiliki beberapa halaman. Booklet dapat diartikan
sebagai buku kecil, ada yang menyamakan sebagai leaflet, brosur, flier.
9. Buku,
berfungsi sebagai penyampai informasi, berupa ceritera, pengetahuan, laporan,
dll., dengan ukuran A6, A5, A4, A3, B6, B5.
10. Majalah,
berfungsi sebagai penyampai informasi, menjual produk, menyebarkan paham,
pendidikan, dll., dengan ukuran sekitar A4.
11. Surat
Kabar/Koran/Tabloid, berfungsi sebagai penyaji berita-berita aktual, media
periklanan, dll. Dengan ukuran lebar 13,5 atau 11,5 inchi.
B. Tripografi Dalam Layout
1. Memilih
Jenis Huruf dan Ukurannya, jenis huruf yang berbeda memiliki ukuran yang
berbeda, sehingga ada yang menyarankan pada bagian naskah digunakan 9-12 point,
di bawah 9 point untuk caption. Jika perlu dalam membuat disain harus
dimulai dengan membuat dummy dengan mencetak judul, isi, caption dan elemen
lain melalui printer.
2. Menentukan
Letter Spacing, World Spacing, dan Leading. Letter spacing merupakan jarak
antar huruf/karakter guna meningkatkan keterbacaan. World spacing merupakan
jarak antar kata. Leading merupakan jarak atar baris (yang terpenting adalah
jangan sampai ekor huruf menjulur ke
bagian baris bawahnya atau sebaliknya).
3. Tips
Penerapan Ukuran Huruf, untuk leading bodytext dengan menambahkan 2 point dari
huruf yang dipakai dalam dalam naskah.
4. Lebar
Paragraf. Lebar paragraf akan memberikan kenyamanan dalam membaca. Lebar
paragaf akan ditentukan oleh ukuran huruf. Huruf yang kecil dapat diguunakan
ukuran paragraf yang sempit, sedangkan jika memakai huruf yang besar, lebar
paragraf harus ditambah (8-12 kata per baris atau 50-80 karakter per baris, ada
yang memberikan saran 7-10 kata per baris, 35-45 karakter per baris.
0 komentar:
Posting Komentar